Terlahir sebagai orang Jawa, batik telah menjadi bagian dari hidup saya sejak awal. Bagaimana tidak. Sehari-hari ibu saya memakai batik, mbok Wongso menggendong saya dengan selendang batik yang dipakainya juga menggendong belanjaan kalau dia disuruh ibu kepasar. Tempat tidur saya dialasi dengan kain batik, dan selimut yang paling nyaman dipakai adalah kain batik tua yang sudah tipis dan haluskarena sering dicuci. Diusia remaja saya menari dengan menggunakan kain dan selendang batik.
Karena batik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, batik tidak menarik perhatian saya sampai hari pernikahan saya di tahun 1969, ketika kami menerima banyak kain-kain batik sebagai hadiah perkawinan. Teringat bagaimana nafas saya seakan terhenti ketika dihadapan saya tergelar batik-batik indah yang beraneka ragam.
Sejak saat itu secara sadar saya mulai memperhatikan dan mengumpulkan batik-batik dari mana saja. Kecintaan saya pada batik makin bertambah saat menyadari bahwa batik yang indah tersebut, bukan saja beragam tetapi juga mempunyai makna dan cerita yang berbeda disetiap corak dan motifnya. Apalagi setelah saya belajar membatik, sadarlah saya bahwa untuk menghasilkan sehelai batik tidak hanya diperlukan kemahiran, tetapi juga kesabaran, ketelitian, ikatan emosi dan daya kreasi yang tinggi.
Bergaul dengan para pecinta batik di Yayasan batik Indonesia dan dengan para pakar dan pengrajin batik di Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad menambah wawasan dan pengetahuan saya mengenai batik sebagai warisan budaya bangsa.
Dengan bertambahnya koleksi yang dimiliki dan keinginan berbagi dengan pecinta batik lainnya, sebuah buku batik pada tahun 2010 telah diterbitkan. “The 20th Century Batik Masterpieces – Tumbu Ramelan Collectionns”. Sekarang sedang disiapkan Edisi Kedua.
Melalui website yang sekarang ini, semula direncanakan hanya untuk menyampaikan koleksi batik yang saya miliki. Tetapi kemudian berkembang menjadi “batiktumbu.com”, dengan informasi lainnya sekitar batik.